RAKYATINFO, SOPPENG - Founder Sipil Institute Jakarta, Ruslan Ismail Mage menilai saat ini sulit menemukan pemimpin yang memiliki perhatian terhadap gerakan literasi.
"Sudah lebih satu dasawarsa mengamati politisi, baik yang ingin maju sebagai pemimpin eksekutif maupun sebagai legislator di daerahnya. jarang bisa ditemui kalau tidak bisa dikatakan hampir tidak ada yang memberi perhatian terhadap gerakan literasi," kata Ruslan, Jumat (17/12/2021).
Menurut Ruslan, salah satu penyebabnya adalah karena hampir semua calon pemimpin atau calon legislator hanya berpikir bagaimana mendapatkan elektabilitas dan tidak tertarik dalam mendukung gerakan literasi baca dan menulis anak muda di daerahnya.
Semua itu karena para calon pemimpin ini menganggap gerakan literasi tidak memberi efek elektoral pada dirinya.
"Jadi kalau ada potensi anak-anak daerah yang bergelut memunculkan karyanya kepermukaan, mengharumkan nama daerahnya, mereka abai kalau dianggap tidak berdampak pada elektabilitasnya nanti dalam pemilu," ujar Ruslan.
Padahal menurut Ruslan, indikator utama untuk menilai apakah pemimpin atau politisi itu visioner memikirkan masa depan daerahnya adalah sejauh mana konsistensinya mendukung gerakan literasi.
Masa depan suatu daerah tergantung dari kualitas SDM generasi mudanya, sementara kualitas SDM generasi muda tergantung dari daya literasinya.
"Jadi jangan pernah menyebut dirinya pemimpin visioner yang mencintai masa depan daerahnya kalau mengabaikan gerakan literasi anak-anak muda," kata Ruslan.
"Karena musuh utama peradaban adalah pemimpin yang mengabaikan gerakan literasi. Jadi pemimpin visioner itu adalah panglima lapangan gerakan literasi di daerahnya," tambah Ruslan. (id)