Tampung 40 Ton Sampah Perhari, TPA Lempa Soppeng Overload -->

Halaman

Tampung 40 Ton Sampah Perhari, TPA Lempa Soppeng Overload

RAKYATINFO.COM
, Desember 18, 2021 WIB
masukkan script iklan disini
int


RAKYATINFO, SOPPENG - Pemerintah Kabupaten Soppeng memiliki pekerjaan rumah baru terkait penanganan sampah.

Pasalnya, sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Soppeng jumlahnya mencapai 40 ton setiap harinya.

Akibatnya, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Lempa, Kelurahan Lalabata Rilau, saat ini sudah Overload atau melebihi kapasitas.

Kepala Seksi Penanganan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Soppeng, Abdul Aziz menyebut jumlah tersebut masih bisa bertambah mengingat masih ada wilayah yang belum terlayani pengangkutan sampah. 

Ket.Gambar : Kepala Seksi Penanganan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Soppeng, Abdul Aziz


"Sampah yang masuk ke TPA itu adalah sampah warga yang sudah terlayani," kata Aziz, Jumat (17/12/2021).

Proses pengangkutan sampah di wilayah soppeng memiliki perbedaan di ibu Kota Kabupaten dan kecamatan.

Khusus untuk Kota Soppeng pengangkutan sampah menggunakan pola pengumpulan langsung dari sumber sampah rumah tangga dan tempat fasilitas umum.

Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan sembilan dump truk serta motor gerobak tiga roda.

"Sementara untuk tingkat Kecamatan, hanya disiapkan sebuah kontainer sampah yang ditempatkan di Pasar-pasar," kata Aziz.

Sementara itu, terkait Overload-nya TPA Lempa, Abdul Aziz menyebut pihak DLH Soppeng sedang mengupayakan penyediaan lahan TPA baru dengan mengusulkan ke Pemerintah Pusat.

"Kemarin kami sudah usulkan ke Pusat, karena untuk pembangunan TPA itu membutuhkan biaya yang besar. Pernah kita usulkan dengan masih RAB 2015-2016, Sekitar 6-7 Milyar, dengan kondisi sekarang harus menyesuaikan lagi harga, kurang lebih 10 Milyar," kata Abdul Aziz.

Beragam upaya dilakukan DLH Soppeng dalam melakukan pembatasan atau pengurangan sampah rumah tangga sebelum terangkut ke TPA.

Seperti mengoptimalkan peran Bank Sampah untuk pengolahan sampah kering, serta memaksimalkan fasilitas TPS3R untuk sampah organik.

"Di bank sampah, semua sampah kering seperti plastik dan kertas yang masih punya nilai ekonomi diolah untuk selanjutnya menjadi pendapatan bagi Bank Sampah tersebut."

"Sementara di TPS3R, pengolahan sampah difokuskan pada sampah organik pasar untuk selanjutnya dijadikan pupuk kompos," kata Aziz. (id)




Komentar

Tampilkan

Terkini